Manfaat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Sistem Ganda

Manfaat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Sistem Ganda

Manfaat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Sistem Ganda

Jika kita melihat unsur-unsurnya, pendidikan dan pelatihan vokasi sistem ganda bisa diterapkan dimanapun termasuk di Indonesia. Hanya saja yang membedakan adalah kadar dalam penerapan unsur- unsurnya. Namun inti dari pendidikan dan pelatihan vokasi yang sukses harus melibatkan dua tempat belajar yaitu sekolah dan perusahaan. Pendidikan dan pelatihan vokasi memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat, yaitu: perusahaan, peserta pelatihan (pemagang) dan sekolah. Manfaat-manfaat tersebut, antara lain:

  1. Bagi Perusahaan
  • Mendapatkan tenaga kerja yang tepat yang sesuai dengan kebutuhanperusahaan. Perusahaan dapat memilih calon tenaga kerja yang sesuai
    dengan kebutuhannya bukan hanya dari sisi keterampilan tetapi juga dari sisi budaya, etos kerja dan loyalitas yang dimiliki calon karyawan. Perusahaan tidak lagi ”membeli kucing dalam karung” untuk mendapatkan karyawannya.
  • Menurunkan biaya rekrutmen dan pelatihan ulang yang tidak sedikit, termasuk biaya yang ditimbulkan ketika merekrut kembali tenaga kerja baru untuk  mengganti yang tidak sesuai.
  • Mendapat Super Tax Deduction. berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2019, pajak badan dalam negeri yang menyelenggarakan kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan / atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu dapat diberikan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 200% (dua ratus persen) dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan / atau pembelajaran.

Video singkat  ini bisa menjelaskan tentang hal di atas:

Courtesy of GIZ Indonesia and ASEAN Channel

  • Memiliki kualitas kerja yang lebih baik. Dibawah ini adalah gambaran kualitas kerja tenaga kerja dengan dan tanpa pendidikan dan pelatihan vokasi.

Pada grafik diatas kualitas kerja tanpa pendidikan dan pelatihan vokasi akan dimulai dari nol, dan untuk mencapai kualitas kerja yang diharapkan masih perlu waktu lama. Sedangkan dengan pendidikan dan pelatihan vokasi paling tidak 70% pekerjaan sudah dikuasai dan akselerasi untuk mencapai performa yang diharapkan akan lebih cepat. Selisih kualitas kerja memberi gambaran biaya
yang ditimbulkan akibat dari kualitas kerja yang tidak sesuai dengan harapan (quality, cost, delivery, safety, dll.). Dilihat dari
sikap kerja, peserta yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan vokasi akan jauh lebih baik dan bisa menyesuaikan diri, mengikuti dengan baik aturan dan budaya perusahaan setempat. Hal ini dikarenakan peserta sudah diajarkan dari mulai masuk sekolah dan praktik langsung ditempat kerja yang nyata, sehingga sikap yang sudah baik tersebut menjadi dasar yang kuat dan dapat lebih mudah dikembangkan.

  • Meningkatkan citra positif perusahaan di masyarakat melalui kontribusi dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR).

2. Bagi Sekolah Vokasi

  • Menghindari biaya yang cukup besar untuk pengadaan peralatan yang diperlukan untuk pelatihan, karena peralatan dan bahan sudah disiapkan di perusahaan tempat pelatihan berlangsung.
  • Sekolah dapat fokus mengembangkan kurikulum pendidikan kejuruan yang sesuai dengan harapan pengguna.
  • Kualitas dan kesesuaian kurikulum di sekolah dapat terus disesuaikan pararel dengan perubahan yang terjadi di DUDI (tanpa kemitraan materi pendidikan akan jauh ketinggalan dengan DUDI).

3. Bagi peserta (pemagang)

  • Dapat berinteraksi langsung dengan situasi nyata di lapangan tempat bekerja yang sebenarnya atau dunia nyata, sehingga soft skill dapat dibentuk lebih cepat sesuai karakteristik tempat pendidikan dan pelatihan vokasi berlangsung.
  • Jaminan kualitas dan mendapat pengakuan kompeten dari pengguna sesuai dengan kompetensi yang dipelajari.
  • Belajar melalui pelatihan berkualitas tetapi dengan biaya yang lebih murah.

4. Bagi daerah (pemerintah)

  • Dapat mengembangkan dan memperkuat sektor prioritas masing-masing melalui kemitraan DUDI dengan sekolah – sekolah yang ada di wilayahnya.
  • SDM yang berkualitas akan memicu penurunan angka pengangguran terbuka di tiap daerah.
  • Dengan pendidikan dan pelatihan vokasi kesenjangan kompetensi kebutuhan SDM dapat ditekan sehingga tersedia tenaga kerja terampil dan sesuai kebutuhan.